Rabu, 28 April 2010

Hyundai H1 Senyaman Alphard Jepang


(IST)

INILAH.COM, Jakarta - Raungan sirine mobil Patwal mengawali perjalanan lanjutan rombongan Hyundai H-1 CRDi Java-Bali Overland 2010 dari Solo menuju Malang. Suasana lalu lintas Kota Solo cukup padat, namun tak menghalangi konvoi Hyundai melaju dalam kecepatan lumayan kencang.

Empat wartawan yang berada dalam Hyundai H1 Diesel berwarna putih, belum beranjak dari tempat duduk semula, sebagai penumpang. Kendali kemudi masih dipercayakan kepada driver yang disiapkan PT Hyundai Mobil Indonesia. Jujur saja, untuk ukuran mobil sebesar Hyundai H1 dengan panjang 5.125 mm, lebar 1.920 dan tinggi 1.935 mm – menjadi penumpang jauh lebih enak.

Lepas dari Kota Solo, H1 pada saat pertama kali diperkenalkan tahun 2007, ini langsung digeber dengan kecepatan tinggi, menyesuaikan dengan iring-iringan van Korea lain di depannya.

INILAH.COM yang pernah merasakan performa H1 bensin, menilai H1 CRDi jauh lebih galak. Melahap tanjakan, apalagi kalau jalan lurus, tenaganya seperti tak ada habisnnya. Terlebih lagi, kalau pengemudi rajin memindahkan transmisi dari Drive (D) ke shiftronik (menu transmisi semi-otomoatis 5-speed), energi torsi H-1 CRDi bisa disesuaikan seperti mengendarai model transmisi manual.

Dalam perjalanan sebelumnya, Semarang - Solo, INILAH.COM sempat beberapa kali tertidur, apalagi suara dalam kabin juga terbilang senyap, tak terganggu suara dari luar. Saat terjaga, kesempatan untuk mengamati kabin H1 yang sekarang sudah dirakit di Indonesia .

Hyundai H-1 CRDi yang dijual di Indonesia disediakan dalam dua pilihan varian, yaitu Elegance dan XG yang dibedakan berdasakan jumlah fitur. Pada varian XG, terdapat berbagai fitur seperti layar monitor di depan dan satu layar gantung di bagian tengah. Pada model sebelumnya terdapat empat monitor yang masing-masing terletak di bagian headrest.

Ada juga global positioning system (GPS), yang sangat membantu pengemudi mengetahui jalan-jalan yang akan dilalui, wood grain panel, lampu depan Xenon, dan head unit Kenwood Double Din.

Lewat handy talki, Febri Astuty, Public Relation Head HMI, mengingatkan all unit H1 untuk menurunkan kecepatan. "Kita akan mampir di sebuah rumah makan yang sangat terkenal dengan satenya, namanya sate Pak Tukri," ujar Titie yang mendapat gelar baru sebagai miss 'slow down pleaae' gara-garanya dia suka cuap-cuap mengingatkan para wartawan, slow down please, slow down please.

Menu sate ayam Pak Tukri lumayan enak, tapi karena disajikan sudah dingin, ia menurut saya biasa - biasa saja. Tapi, katanya, sate Pak Tukri ini paling terkenal di Ponorogo. Buktinya, Presiden SBY pun pernah makan di restoran yang sederhana itu.

Usai makan sate, perjalanan dari Ponorogo akan dilanjutkan ke Malang. Rupanya, satu diantara kami akan menggantikan posisi driver HMI, Pakde panggilan akrabnya, langsung duduk di belakang stir. H1 CRDi pun mulai melaju, makin lama makin kencang. Karakter H1 yang bongsor akan terasa nyaman kalau dikemudikan tanpa sentakan.

Nah!, driver yang satu ini sering menggunakan sentakan terutama saat menghindar jalan berlubang, apalagi saat melakukan overtaking, menyalip mobil di depan. Akibatnya penumpang di belakang sering terkena guncangan terutama saat melewati jalanan berkelok.

Belum lagi suara berisik yang berasal dari suspensi yang cukup keras. H1 CRDi menggunakan suspensi MacPherson Strut di bagian depan dan Rigid Axle 5-link di belakang. Duet suspensi ini memang terasa agak keras jika bertemu dengan jalanan berlobang tapi melaju mulus di jalanan rata. Bisa dimaklumi karena tugasnya menopang bobot H-1 yang bongsor itu serta meminimkan roll-over bodi.

Ahh! ternyata Pakde tidak bertahan lama duduk di balik kemudi, Posisinya diambil kembali driver HMI. "Ternyata kebih enak duduk jadi penumpang mas," ujar wartawan dari oto.co.id ini. Menurut Pakde, kalau H1 dikemudikan dengan kecepatan ideal, 80 - 100 km per jam mungkin akan jauh lebih nyaman. Ini Alphard Korea, tapi kenyamanannya nggak kalah sama Alphard Jepang.

Suara 'miss slow down please' terdengar dari handy talki, ia mengingatkan sebentar lagi all unit Hyundai H1 CRDi akan memasuki kota Malang dan akan mampir di sebuah restoran yang sudah ada sejak zaman Belanda. "Perjalanan dengan Hyundai, makan melulu," komentar Pakde.

"Memang," kata saya. Dimulai sarapan pagi, lumpia dan lontong Cap Gomeh di Kota Semarang, dua jam kemudian mampir di Roemahkoe Heritage Hotel, Solo menikmati Serabi Notokusuman, Dawet Pasar Gede, dan makanan khas Solo lainnya. Setelah itu, singgah di Ponorogo menyantap sate Pak Tukri.

Tiba di Malang, sudah lebih dari pukul 19:00, waktunya makan malam. Di Toko Oen, sajian menunya bermacam-macam, mulai dari Sup Merah, Salad, Nasi Goreng, Bistik Daging Sapi, Buah, Es Krim, Coklat panas.

Perjalanan panjang dari Semarang sampai di Malang dan istirahat di Hotel Tugu untuk menyiapkan perjalanan esok ke Pulau Dewata.

Ini Dia Mobil-Mobil Baru yang Masuk Indonesia di 2010



(istimewa)

INILAH.COM, Jakarta - Sejumlah agen tunggal pemegang merek (ATPM) hari-hari ke depan akan sibuk dengan persiapan launching sejumlah produk baru di Indonesia. Mobil apa saja yang akan berseliweran di ibukota pada 2010 ini.

PT General Motor Autoworld Indonesia (GMAI), ATPM Chevrolet (Chevy), salah satu diantaranya yang akan merilis dua model terbarunya (Januari 2010), yaitu sedan Chevy Cruze dan generasi terbaru Chevy Spark.

Chevrolet Cruze yang telah lebih dulu beredar di Amerika dan Eropa dibekali mesin 16-valve, 1.6-liter and 1.8-liter, dan ada juga pilihan mesin 2.0-liter turbo diesel. Tapi GMAI tampaknya akan memasukkan versi 1.6 liter karena alasan pajak.

Cruze bermesin 1.6 liter, mampu menyemburkan tenaga sebesar 112 hp/82 kW. Mobil ini sudah menggunakan teknologi Variable Valve Timing (VVT), teknologi yang sama dengan yang ada di Toyota Corolla Altis. Mobil yang masuk nominasi terbaik dunia 2010 ini diperkirakan akan dibandrol Rp 300 jutaan. Sementara itu, Spark berkapasitas mesin 1.200cc ini siap menjadi penantang model-model mapan, seperti Hyundai i10 dan Daihatsu Sirion sekalipun.

Tak mau kalah dengan Chevrolet, PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), atpm Suzuki, bersiap menghadirkan Suzuki Alto untuk head to head dengan Spark. Alto yang menyandang mesin berkapasitas 1.000cc, baru-baru ini dites di Selandia baru diklaim hanya membutuhkan bensin dua liter setiap jarak 100 km.

Alto merupakan mobil buatan Maruti Suzuki India. Mobil kecil ini juga ikut dijual Nissan dengan nama Pixo. Di beberapa negara Alto menyandang predikat nama Celerio. Sementara di India menggunakan nama Maruti Suzuki A-Star.

Ford Fiesta juga akan meramaikan segmen hatchback di tanah air tahun depan. “Peluncuran di Indonesia pada tahun 2010 nanti akan menorehkan kembali cerita kesuksesan Ford Fiesta secara global, dan menegaskan kepemimpinan Ford sebagai produsen dan designer mobil kecil,” ujar Presiden Direktur Ford Motor Indonesia Will Angove.

Ford Fiesta yang diproduksi di AutoAlliance Thailand ini, dikembangkan oleh Ford dengan menggunakan pengalamannya yang intensif dalam perakitan mobil kecil. Bocorannya, mobil ini memiliki harga yang kompetitif dibandingkan Honda Jazz.

Sementara Toyota, Daihatsu, Mitsubishi, Honda, sepertinya masih merasiakan kehadiran senjata baru mereka di 2010 ini.

Tapi sumber di Daihatsu menyebutkan, produsen di bawah bendera Astra Group ini akan menghadirkan Boon Luminas, MPV dengan tujuh penumpang yang pernah diboyong di gelaran Indonesia International Motor Show 2009 lalu.

Tes pasar yang dilakukan Daihatsu di IIMS ternyata sukses, konsumen sangat menyukai mobil yang bakal menggantikan posisi Daihatsu Xenia ini.

Belum ada pernyataan yang menyebutkan kapan Boon Luminas akan dipasarka di Indonesia. Jadi kalau anda penasaran, tunggu saja.

Bisa dibayangkan seperti apa persaingan mobil-mobil baru pada 2010 mendatang, yang diprediksi akan mengalami peningkatan yang cukup tajam dibanding 2009.

sumber : http://www.inilah.com/news/read/otomotif/2010/01/01/254841/ini-dia-mobil-mobil-baru-yang-masuk-indonesia-di-2010/

Minggu, 21 Juni 2009

Problem dan Solusi Suspensi Udara

JAKARTA, - Suspensi udara atau air sus mulai ramai diaplikasi. Tak lagi Jakarta sentris, kini menyebar di kota-kota besar di tanah air. Isu terhangat, selain air sus tipe bolt on marak dipakai custom air sus. Namun, banyak simpang siur informasi soal custom air sus ini. Katanya berbahayalah, murah-meriahlah, suka jebol di jalan dan sekian ribu gosip lainnya.

Bisa dimaklumi karena teknologinya belum 100% dikuasai, wajar jika masih banyak trial and error yang dilakukan. Lantas seperti apa sih Air Suspension itu?

Beda Pabrikan
Sejatinya sistem air sus terdiri dari kompresor, tabung udara, selang-selang, lalu suspensi-nya sendiri (bisa berbentuk balon karet atau tabung silinder). Setiap komponen terintegrasi menjadi sistem yang tak terpisahkan. Walaupun begitu produksi setiap komponen tak selalu dari pabrik yang sama.

Biasanya setiap komponen diproduksi oleh pabrik atau vendor yang khusus menangani satu bidang. Semisal, vendor sistem suspensi memproduksi balon karet, lalu selang-selang ada bikinan Air Ride, Chassistech, Firestone, Acc atau Universal Air. Untuk kompresor dirancang khusus oleh ahli-ahli di pabrik kompresor (contoh Viair, Thomas dan Zenith).

Semua komponen di atas dirakit menjadi air sus oleh berbagai perusahaan seperti Canover, air runner, Street Ride Pro ataupun Air bagit yang kemudian memberi merek dagangan sendiri. Kemudian ada juga yang melanjutkan riset, seperti Air Runner dan Canover untuk menghasilkan produk-produk spesifik.

Berbeda dengan produk milik Universal Air atau Chassistech bisa dipakai untuk mobil apa saja, dengan catatan mesti ada proses penyesuaian. Proses penyesuaian yang dilakukan setiap modifikator ini biasa disebut juga custom. Jadi tentu bisa dipahami kalau dengan menggunakan sistem seperti ini yang tanpa jasa riset pabrikan, punya harga yang menarik alias lebih lebih murah daripada produk bikinan perusahaan perakitan tertentu.

Namun usah ragu dengan sistem air sus custom ini. Jika diaplikasi dengan tepat oleh otak-otak kreatif modifikator Indonesia, hasilnya tak bakal kalah bersaing dengan sistem terintegrasi khas perusahaan perakitan.

Efektif Berkat Akumulator
Jika dilihat dari konstruksi suspensi mobil standar, tipe air sus berbahan balon karet terbagi dua. Sistem strut adalah sistem air sus yang diaplikasi pada sistem per dan sokbreker yang bersatu (sokbreker dipasang di dalam balon karet).

Sedangkan mobil yang menggunakan sistem suspensi di mana per dan sokbreker terpisah, bisa dipasang sistem air bag. Sistem balon karet punya bantingan cukup empuk, itu karena karet punya karakter elastis.

Ada lagi yang disebut silinder atau biasa dipanggil pneumatic. Bentuknya mirip silinder besi yang dalamnya terdapat ruangan berisi udara yang dapat diatur tekanannya. Sistem silinder besi ini adalah solusi efektif untuk menghadapi ruang spakbor yang mungil dan terbatas. Ditambah, "Andal untuk mengangkat beban tambahan di luar berat mobil, contohnya sistem audio," pendapat Rendy, bos bengkel BTX Concept, Bandung.

Namun kini, sistem silinder bagi sebagian orang dicap jelek. Pasalnya diklaim terlalu keras bantingannya. Padahal sebenarnya tidak demikian, "Sistem suspensi silinder bakal efektif jika ditambahi dengan komponen bernama accumulator," buka Iwan, pentolan bengkel Akasia, yang jadi distributor resmi merek Universal Air dan kompresor Viair di Indonesia ini.

Accumulator sendiri fungsinya menampung tekanan udara dari silinder, sehingga ketika mobil melewati jalanan bergelombang atau rusak, tekanan udara di silinder dapat bergerak ke accumulator. Efek keras-nya silinder jauh tereliminir. Teknologi accumulator bisa dijumpai pada sokbreker aftermarket sepeda motor. Air sus sistem silinder yang tak menggunakan accumulator, bisa terlihat dalam indikator tekanan udara, “Biasanya jarumnya tak bisa diam, selalu bergerak,” kata Iwan lagi.

(http://otomotif.kompas.com/read/xml/2008/06/04/11042892/problem.dan.solusi.suspensi.udara)
muhammad wakhid blog
Image by Cool Text: Logo and Button Generator - Create Your Own